Otosight, Jakarta – Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Uji coba Cloud EV seharian menikmati rute beragam dari Jakarta ke Bogor dan kembali ke Jakarta (15/8). Medium hatchback yang diluncurkan pada Mei 2024 lalu ini melengkapi cerita menarik ABC Stories mobil listrik ketiga Wuling Motors (Wuling).
Jujur saja, mobil listrik lima penumpang ini mengundang penasaran saya. Selain terkesima Unique Selling Point (USP) kenyamanan dan kelegaan kabinnya, juga oleh daya tarik lompatan teknologi antarmuka (interface) yang sekaligus mengedukasi pengendaranya.
Keseluruhan literasi digital fitur multimedia tersebut terintegrasi di dalam Head Unit (HU) 15,6 inci dan MID 8,8 inci multi fungsi. Memudahkan pengopersian full vehicle control seperti audio, AC, ADAS, AVH, WIND, kamera all round 360 derajat dan fitur lainnya hanya dengan sentuhan layar.
Pengoperasian mobilitas Cloud EV kini tidak lagi menggunakan tombol fisik seperti transmisi rotari R, N, D dan P pada Air ev atau BinguoEV. Tapi tergantikan model tuas transmisi di sebelah kiri poros kemudi yang lebih efektif dan praktis. Bahkan sudah dilengkapi tombol-tombol multi fungsi di kiri dan kanan lingkar kemudi.
Liu Yan, Marketing Operation Director Wuling Motors, dalam sambutannya menyampaikan sensasi daily driven Cloud EV selain mengedepankan unsur kenyamanan, turut didukung beragam fitur modern yang membuat pengalaman berkendara menjadi lebih menyenangkan.
“Mulai dari Advanced Driving Assistance System, perintah suara berbahasa Indonesia, melihat status kendaraan melalui aplikasi MyWuling+, hingga fitur smart electric tailgate,” ujarnya.
Tiga Stopan Jakarta-Bogor, Berakhir di Sentul City
Dengan membawa tagline “Driving The Future of Comfort” bersama 28 jurnalis dan tujuh Cloud EV, kami mengawali pengetesan dari Aroem Resto di Abdul Muis, Jakarta menuju Stopan 1 di kawasan SCBD Park. Menyusuri padatnya lalin ruas jalan MH. Thamrin dan Sudirman, kali ini saya mencoba duduk di kursi belakang.
Layaknya singgasana di ruang tamu, menikmati jok kulit sintetis berkontur Italian Bubble Sofa Style dengan kemiringan sandaran 35 derajat serasa mengawang. Melunasi penasaran pertama saya tentang definisi Cloud (awan) yang inspiratif dan inovatif agar penumpang betah di mobil listrik ini.
Kenyamanan kabin Cloud EV memang tak terpisahkan dari konsep kelegaan interior di kursi baris depan dan belakang. Pemanfaatan ruangannya bahkan mencapai 84,7 persen untuk keleluasan bergerak tanpa dibatasi ruang sempit atau klaustrofobia. Ditambah pula orientasi ke depan memonitor layar HU 15,6 inci mudah terbaca oleh penumpang belakang.
Setibanya di Stopan 1 kawasan SCBD Park Senayan, kami berkumpul di salah satu titik parkiran untuk menyaksikan proses pengisian cepat baterai Cloud EV dengan fasilitas baru DC Fast Charging model konektor GB/T. Stasiun pengisian berdaya 60 kW ini salah satu dari 16 titik DC Fast Charging sejenis lainnya tersebar di Jakarta, Tangerang, Bekasi dan rest area tol menuju Semarang.
Pengisian daya cepat bermerk E-Charge International ini menjadi strategi ekosistem Wuling Motors ke depan, khususnya jenis gun charging GB/T yang hanya bisa digunakan di Cloud EV dan BinguoEV. Ditargetkan hingga akhir Agustus 2024, jumah stasiun pengisian daya ini akan bertambah menjadi 30 titik.
“Mesin DC Charger ini bekerja full power mencapai daya maksimum hingga 60 kW dengan penambahan per kW-nya sekitar satu menit,” jelas Danang Wiratmoko dari Pruduct Planning Wuling Motors.
Fasilitas DC Fast Charging ini mampu memangkas waktu pengisian kapasitas baterai 50,6 kWh Cloud EV sekitar 30 menit (30%-100%) dibanding pengisian AC Charging selama 7 jam (20%-100%) dengan range jarak 460 km (CLTC) sekali pengisian baterai LFP.
Melanjutkan perjalanan menuju Stopan 2, rombongan diarahkan menuju ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) melewati tol jagorawi. Kali ini saya bertukar tempat pindah ke jok kemudi. Penasaran kedua pun terpenuhi setelah teredukasi fitur-fitur multifungsi yang memberikan manfaat ekstra saat berada di tengah kemacetan ruas jalan Senopati.
Seperti pemantauan sekitar Cloud EV bisa dimonitor lewat kamera 360 di layar HU. Atau fitur Auto Vehicle Hold (AVH) yang berfungsi sebagai stop-and-go mengendalikan laju mobil bekerja sendiri, merayap di kemacetan tanpa perlu menginjak rem dan throttle atau menetralkan (N) transmisi.
Memasuki ruas tol Jagorawi, seabrek sensasi fitur jenius ADAS Cloud EV berperan di jalan bebas hambatan. Sebut saja Lane Departure Warning (LDW) ditandai dengan notifikasi kemudi berkedap-kedip ‘mengendus’ garis putih agar posisi mobil tetap berada di jalurnya.
Dan ternyata masih ada tujuh fitur lainnya seperti Adaptive Cruise Control (ACC), Bend Cruise Assistance (BCA), Intelligent Driving Assistance (IDA), Automatic Emergency Braking (AEB), Forward Collision Warning (FCW), Safe Distance Warning (SDW) serta Intelligent High Beam Assist (IHBA).
Ketika menjajal performanya dengan opsi mode berkendara Normal, motor penggerak bertenaga 100 kW (134 dk) dan torsi 200 Nm menghasilkan akselerasi yang halus dan linear. Bahkan bermanuver pindah lajur jalan sistem kemudinya terkoreksi akurat. Meski dimensi bodi gambot 4.295 x 1.850 x 1.625 (mm) dengan diameter roda 215/55 R18, tetap stabil dan lincah minim body roll.
Perjalanan etape kedua ini pun berakhir di TMII, memasuki pintu utama menuju Museum Tionghoa. Rute menuju ke lokasi pun tidak sembarang mobil bisa masuk karena ketentuannya hanya mobil listrik yang diberikan ijin. Kami pun bersama Cloud EV rehat sejenak di ‘habitat’nya sekaligus mengisi acara pemotretan Lifestyle yang menjadi tema Batch 3 Media Drive ini.
Etape terakhir Stopan 3 berjarak 49 km menuju destinasi Richie Garden Resto yang berlokasi Bojong Koneng, Sentul. Kali ini Cloud EV diuji ketangguhannya menyusuri jalan sempit berkelok dan menanjak cukup ekstrem. Driver yang kini beralih ke rekan jurnalis Agus Gepeka beraksi cukup agresif.
Empat mode berkendara pun dijajal mulai dari Eco+, Eco, Normal dan Sport. Sekadar membuktikan akselerasinya mendaki di tanjakan. Alhasil, sesekali putaran roda depan over power meninggalkan bunyi berdecit dari telapak ban. Edannn…
Handling di tikungan pun tak khawatir adanya gejala oversteer maupun understeer, semuany terkoreksi stabil lewat kendali setir model flat bottom yang ringan dan akurat.
Usai menikmati Coffee Break sejenak, kami mengikuti tantangan Sofa Mode dan Smart Electric Tailgate Challenge dengan lima cara membukanya. Impresif, uji kecepatan dan keakuratan kedua fasilitas unggulan yang menjadi unique selling point dari Cloud EV ini.
Setelah aktivitas yang menyenangkan dan seru di Bogor, rombongan media kembali ke Jakarta untuk menuju Aruma, di kawasan Ampera, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai garis finish kegiatan ini. Tercatat perjalanan yang ditempuh kurang lebih 135 Kilometer.
Menyisakan perjalanan malam hari ke Jakarta, kembali saya di balik kemudi menyempatkan manfaat Energy Recovery Mode yang mengoptimalkan efisiensi energi, serta perintah suara berbahasa Indonesia (WIND) yang bisa diandalkan untuk mengatur pengaturan kendaraan selama perjalanan.
Seperti dijelaskan oleh Alfonsus Marvel, Product Planning Wuling Motors saat briefing sebelumnya. “Beragam fitur Cloud EV sangat membantu kenyamanan berkendara termasuk malam hari. IDA untuk membantu pengemudi terhadap kendaraan tetap pada jalurnya, sekaligus menyesuaikan jarak dan kecepatan aman dengan kendaraan di depannya. Atau IHMA yang mendukung penggunaan lampu jauh dan lampu dekat secara otomatis selaras dengan kondisi pencahayaan sekitar,” pungkasnya.
Kesimpulan pengetesan sementara seharian bersama Cloud EV seharga Rp 398,8 juta ini, belum semua fitur multifungsi saya coba mengingat perjalanan singkat tak memungkinkan mengeksplorasi lebih meski sejujurnya bikin ketagihan berlama-lama.
Namun patut diapresiasi dengan informasi fasilitas baru pengisian daya DC Fast Charging di 16 titik lokasi strategis sangat mendukung mobilitas Cloud EV travelling ke luar kota. Hanya saja, ada catatan kecil yang menjadi concern saya, yakni layar HU 15,6 inci terlalu lebar dan menyilaukan saat malam hari.
Overall, Cloud EV tak sekadar mobil listrik namun memberikan pengalaman impresif yang sensasinya belun tentu dimiliki brand lain. Terima kasih, Wuling…