Otosight, Jakarta – Nopember 2023, Wuling Motors (Wuling) sukses memasarkan BinguoEV menjadi mobil listrik No.1 terlaris yang pernah ada. Hatchback kompak ini mencetak sejarah baru Wuling ‘ABC Stories’ – (A)ir ev, (B)inguoeEV dan (C)loud EV – dengan rekor pre-book 1.000 SPK dalam tempo satu minggu pada Nopember 2023 lalu. Adapun model paling laris Premium Range 410 km – AC/DC, dibanding dua model lainnya Long Range 333 km – AC/DC dan Long Range 333 km – AC.
Impresi ketiganya pernah dicoba Otosight.com tahun lalu. Tapi pengetesan jarak jauh ke luar kota, ini baru pertama kalinya. Kami ditemani varian entry level BinguoEV 333 km – AC ke Magelang, Jawa Tengah, yang nota bene waktu pengisian baterainya paling lama. Mau tak mau sejak start dari Bintaro, Tangsel pengisian daya di SPKLU Rest Area dalam hitungan jari.
Bayangkan saja, jika di google maps estimasi jaraknya 532 km dan ditempuh oleh kendaraan ICE normalnya 6 jam 58 menit. Nah, waktu yang dibutuhkan untuk pengisian daya 20% ke 80% mobil listrik ini normalnya 5,5 jam (klaim Wuling). Pengecasannya menggunakan gun charger model port Type 2 dari AC charging berdaya relatif kecil 7,7 kW. Alhasil, jarak ratusan kilometer rasanya tidak cukup dua atau tiga kali pengecasan.
Maka, kesabaran kami diuji di sepanjang Tol Trans-Jawa sehari semalam. Rasanya effort banget berkendara mobil listrik melawan drama range anxiety (kecemasan jarak tempuh). Tak sekadar asal injak pedal akselerator, tapi dibutuhkan hitungan jarak yang cermat dan terukur. Berapa banyak daya yang terpakai dan mengisi daya kembali berjam-jam lamanya.
Pengisian daya dengan cara estafet, setidaknya trik aman menyudahi drama perjalanan ini. Yaitu memastikan daya baterai berkurang 40% untuk kemudian dicas kembali sekitar dua jam. Jika berpatokan pada jarak tempuh, rata-ratanya 100 km lebih. Cara ini ternyata lebih efektif setelah pelajaran pahit saat isi daya di dealer Wuling Cirebon selama 3 jam lebih 30% to 90%.
Terlepas masalah jarak dan waktu pengecasan sepanjang tol Trans-Jawa, kami juga melakukan teknik menghemat daya dengan cara melakukan regeneratif baterai di ruas jalan dari kota Ambarawa menuju Magelang. BinguoEV ini memiliki kemampuan deselerasi menahan laju di jalanan turunan, sekaligus memanfaatkan energi inersia putaran roda untuk pengisian mandiri baterai.
Meski daya yang bertambah relatif kecil 1% hingga 2%, setidaknya tips regeneratif ini menahan kapasitas baterai berkurang si turunan ekstrem. Hasilnya, hanya membutuhkan daya 7% untuk tiba di hotel Sriti, Magelang yang berjarak 39,6 km dari Ambarawa.
Sensasi BinguoEV & Finish Kilometer 0
Drama mobilitas BinguoEV ke luar kota kami terobati oleh penampilannya yang menyedot perhatian di jalan. Mengusung desain ikonik timeless dengan dimensi kompak. Pendar cahaya X shape LED Lamp simetris depan-belakang, membedakan ciri dari kendaraan lainnya. Konsep floating island Central Control Unit bergaya modern klasik, menyajikan layar LCD dual screen full color TFT 10,25 inci, pun mengusir kebosanan kami di jalan.
Secara spesifikasi, mobil listrik warna mousse green berharga terjangkau Rp 317 ini dibekali baterai LFP 31,9 kWh dan motor drive 50kW yang tersalur ke roda depan (FWD). Gear selector model rotari mirip bawaan Air ev terkoneksi pedal akselerator menghasilkan tenaga 67 dk dan 150 Nm. Meski kami tumpangi bertiga, toh dorongan kuat dan halus masih terasa performanya.
Cruising di aspal datar dan lurus, pilihan terbaik kami adalah driving mode Eco atau Standard dikombinasi recovery energy Standard serta AC di level 2. Duduk di busa jok tebal ergonomis, dibungkus kulit sintetis berpori, turut menyumbang kenyamanan ruang kabin. Sayangnya, sandaran tegak bangku baris kedua kurang nyaman buat penumpang belakang saat perjalanan jauh.
Kapasitas bagasi cukup menyenangkan membawa sebuah koper, dua ransel serta kelengkapan barang bawaan sepatu serta laundry bag. Tersimpan rapih di dalam storage, terpisah sekat di bawah lantai bagasi. Ruang bagasi bahkan bisa memuat barang lebih banyak dengan melipat sandaran jok belakang hingga 790 liter.
Overall BinguoEV memberikan sensasi berkendara listrik, setidaknya bagi pemilik Air ev yang ingin naik kelas memiliki kendaraan ideal empat pintu dengan fitur-fitur salah satu terbaik di kelasnya. Teknologi baterai Lithium Ferro-Phosphate dengan rating IP67 berkualitas, pun telah menggunakan metode WLTP (Worldwide Harmonised Light Vehicle Test Producedure) yang realistis.
Sudah ribuan pemilik BinguoEV dan ratusan anggota yang bergabung dalam komunitas WBCI. Salah satunya, pemilik Premium Range 410 km – AC/DC yang kebetulan berjumpa di rest area KM 319B. Keluarga muda asal Malang ini hendak berlibur sekolahan anaknya ke kota Sabang di Pulau We, ujung timur Indonesia.
Drama Wuling BinguoEV yang mereka kendarai menjadi EV journey experience pertama mengukir rekor terjauh hingga finish di Kilometer 0!
Wow! Menyala BinguoEV abangkuuu…
Time Line BinguoEV 333 Km – AC, Tangsel – Magelang 22/6/2024
RA Cikampek KM 54A.
Touchdown jam 05.28. Start dari Bintaro, Tangsel daya berkurang 31% usai tempuh jarak 127 km. Isi daya 10% secukupnya -> 79% Range 206 km. Pertimbangan mencari Rest Area (RA) berikutnya yang dayanya lebih besar. Status Charging Station (CS): SPKLU PLN – AC 7,7 kW.
RA Jatiwangi KM 166A.
Touchdown jam 07.03. Sisa daya 44%, gagal ngecas SPKLU error. Gambling cari RA berikutnya, exit tol Plumbon to Wuling Cirebon. Otw di tol cuaca panas, pakai AC full. Dampak baterai cepat drop, speed dibatasi 40-60 kpj. Indikator baterai mulai krisis 30% berubah warna kuning. Awal sindrom “charge anxiety” imbas SPKLU trouble.
Wuling Arista Cirebon.
Touchdown jam 07.55. Sisa baterai 30% to 90% charging time 3 jam lebih. Status Charging Pile (CP): AC 7,7 kW. Cuaca panas terik CP tanpa kanopi imbas pengecsan lama, kata mekanik Wuling. Tapi enaknya di dealer, duduk selonjoran di sofa sambil merem di ruang tunggu nyaman dan wejangan kopi snack. Sekalian cari resto makan siang empal gentong H. Apud. Lebih mendingan dari Rest Area. Kelamaan nunggu penuh baterai 100%, start lagi jam 12:27.
RA Pejagan-Pemalang KM 275A
Touchdown jam 13:23. Kedua kalinya gagal ngecas SPKLU PLN – 7 kW error. Aneh, saldo PLN Mobile kok berkurang Rp 28 ribu. CS sepi tidak ada mobil isi daya lokasi kurang terawat. Petugas parkir juga bilang, banyak mobil listrik kecewa kondisi CS tak berfungsi.
RA Travoy Tol Tegal KM 287A
Touchdown jam 17:10. Isi daya 77% to 100% SPKLU PLN – 7,7 kW cukup lama pengecasan 2 jaman. Kesabaran diuji lagi sambil ngemil snack dan es krim di mini market. Posisi CS jauh dari lokasi mini market. Uniknya, beberapa kali ke CS selalu berdekatan dengan Toilet Umum…
RA Tol Batang, Semarang KM 391A
Touchdown jam 19:07. Setelah 100 km-an melaju, mampir lagi nyari CS di SPKLU sesuai arahan PLN Mobile Apps. Asyiknya, dapet pengisian daya lumayan cepet. Mobil ditinggal nyetrum baterai 65% to 90% nggak sampe 2 jam, disambi makan malam semangkok mie instant Rp 20.000 seporsi. Lokasi cukup nyaman CP persis depan Mesjid dan Toilet bersih. Mata mulai sepet seharian jalan nggak sampe-sampe Magelang. Hehehe…
RA Tol Bawen KM 439A
Touchdown jam 22:33. Lagi, SPKLU tidak berfungsi. Miris, selalu saja sia-sia menemukan charging port AC yang error. Padahal bersebelahan dengan charging port DC CCS2 yang sedang dipakai Hyundai Ionic 5. Tol Semarang-Bawen menjadi tantangan seru dan menegangkan menghadapi elevasi jalanan menanjak ekstrem di ruas tol Banyumanik. Jaraknya yang relatif pendek 48 km cukup menguras daya hingga 29%. Meskipun begitu, acung dua jempol buat kelincahan BunguoEV dengan torsi 150 Nm yang kuat dan ringan bermanuver di tanjakan terjal. Well done!
SPKLU PLN Ambarawa tutup, otw finish Magelang
Setelah berputar-putar di kota kecil ini, drama unfaedah terulang kembali di SPKLU PLN Ambarawa. Akhirnya kami putuskan langsung menuju destinasi terakhir, kota Magelang. Dengan baterai tersisa 61% dan range 204 km, kami pun mengaktifkan regeneratif di mode Strong menyusuri jalanan berbukit melewati Banaran, Secang dan berakhir di Hotel Sriti, Magelang jam 23:33.