New S-Presso AGS Driving Experience, Si Lincah Tangguh di Perbukitan

New S-Presso AGS Driving Experience, Dag-Dig-Dug di Tanjakan Punclut

New S-Presso AGS Driving Experience, Si Lincah Tangguh di Perbukitan     New S-Presso AGS Driving Experience, Si Lincah Tangguh di Perbukitan

Suzuki S-Presso punya catatan rapor baik di Gaikindo. Periode Jan-Dec 2023 lalu rekor penjualan terbanyak S-Presso A/T (AGS) di angka 3.400 unit dari model M/T sejumlah 1.168 unit. Ternyata, S-Presso yang diproduki di India ini disukai dan laris-manis.

Modelnya gres. Walau out of the box justru membawa warna baru jagoan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) ini jadi pilihan mobil perkotaan kaum urban. Bentuknya yang mengotak punya dimensi panjang 3.565 mm, lebar 1.520 mm dan tinggi 1.565 mm.

   

Nafas Pendek AGS, Mekanisme Gearshift D (Drive)

New S-Presso pengganti S-Presso lama (2022) harganya terjangkau di bawah Rp 200 juta. Update per Mei 2024 OTR Jakarta, varian New S-Presso M/T Rp 169,1 juta & New S-Presso A/T (AGS) Rp 179,1 juta. Ada lima warna segar pilihan; Sizzle Orange, Solid Fire Red, Granite Gray Mettalic, Silky Silver Metallic dan White.

Selain akomodatif dengan kelegaan kabin untuk empat penumpang, Suzuki memperkaya fitur-fitur New S-Presso tak kalah canggih di kelasnya. Sebut saja head unit 7 inci multi-fungsi Apple Car Play & Android Auto. Terkoneksi audio steering switch & bluetooth phone connection.

Kapasitas mesinnya 998 cc tiga silinder in-line dualjet berkode K10C. Memproduksi tenaga maksimum 66 dk @5.500 rpm dan torsi 89 Nm @3.500 rpm yang tersalur ke roda depan. Mesin terbaru ini pengganti model sebelumnya K10B yang terpasang di S-Presso 2022.

Dengan bobot 1.170 kg, New S-Presso diklaim hemat BBM hingga 25 km/l untuk pemakaian luar kota dengan kecepatan tertentu. New S-Presso khusus tipe AGS ini ada tambahan fitur lagi untuk menghemat bahan bakar. Namanya Auto Start-Stop Engine yang menghidup-matikan mesin secara otomatis saat berhenti di lampu merah. Jika tidak memerlukan fitur ini, tinggal pencet tombol aktifnya.

Sayangnya, salah satu kecanggihan fitur itu bertolak belakang ketika mobil melaju kembali. Pasalnya, impresi berkendara terusik mekanisme perpindahan gigi yang singkat pada gearshift D. Bergeraknya perlahan dan nafasnya pendek-pendek. Girboks AGS seolah ‘mendikte’ percepatan mobil. Ditambah ada jeda (delay) tenaga setiap kali injak pedal gas. Buat yang belum terbiasa, pasti kaget dan terkecoh.

Pengalaman berkendara ini memacu saya mencari tahu trik dan cara yang lebih baik dengan mengangkat pedal gas lalu tancap kembali. Niscaya mobil akan melesat pada putaran mesin yang terdengar meraung.  Girboks AGS juga memberikan opsi gearshift M (Manual). Tanpa pedal kopling, layaknya perseneling manual dengan cara menggeser tuas bertanda + (akselerasi) dan – (deselerasi). Mirip proses O/D (Over Drive).

Mengestimasi toleransi gearshift D memang sudah diatur oleh proses ECU girboks AGS. Transmisi ‘manual tapi matik’ berbasis pelat kopling kering ini diseting pabrikan mendistribusikan percepatan di putaran mesin rendah dan menengah. Demi faktor keamanan semata. Makanya hanya ditampilkan spidometer tanpa tachometer. Karena sejatinya S-Presso memang bukan tipikal mobil agresif.

City Car Rasa SUV, Tangguh di Tanjakan & Turunan

Dijuliki city car rasa SUV lantaran mobil ini memiliki ground clearance (tinggi terendah ke tanah) 180 mm, New S-Presso AGS menawarkan durability mobil SUV. Dengan wheel base 2.380 mm serta radius putar 4,5 m, mobil berwarna ngejreng Sizzle Orange ini pun menggoda saya untuk ‘main jauh’ ke luar kota, yang pasti seru dan menyenangkan.

Nah, siang itu pun saya bersama istri jajal ke luar kota. Ke kota Paris van Java, Bandung. Driving experience ini sekaligus menguji kapabiltas New S-Presso AGS ke jalur berbukit Punclut-Lembang, Jawa Barat.

New S-Presso AGS Driving Experience New S-Presso AGS Driving Experience

Duduk dan bersandar di jok depan dengan ketebelan busa yang empuk, New S-Presso AGS memberikan kenyamanan total sepanjang tol. Keempukan busanya terasa hingga paha bawah. Hal ini cukup menoleransi bantingan stiff suspensi saat melewati jalan bergelombang maupun speed trap. Bahkan yang ekstrem sekali pun seperti “gajlukan” tol layang MBZ. Terasa sekali berguncang sih, tapi aman terkendali.

Well, ban ramping profil 165/70 R14 bawaan pabrik turut menyumbang efek body roll. Demi aman di jalan tol, sebaiknya kecepatan rata-rata 60-80 kpj adalah paling ideal. Btw, soal ban standar ini jadi perhatian para modifikator mengubah New S-Presso lebih stylish. Salah satunya, trend S-Presso bergaya off-road. Sudah ada yang mencoba? Pasti keren, sih…

         

Melanjutkan perjalannan ke  perbukitan Punclut, Lembang. New S-Presso ternyata memilki ketangguhan di tanjakan tanpa kekurangan tenaga dan torsi. Girboks AGS bekerja dengan akurat pada mode gearshift D yang menyesuaikan kontur elevasi jalan pada gigi 1 atau 2. Cara praktis menggunakan gearshift M malah lebih mudah lagi bermanuver. Sebaliknya, menuruni jalanan dari Lembang ke Bandung, distribusi tenaga merata pada setiap putaran mesin New S-Presso.

Menuruni jalanan yang berkelok itu, saya mengendalikan mobil dengan menggantung pedal gas di posisi gearshift D. Sambil mengamati proses akumulatif kecepatan rata-ratanya mobil ini yang berpatokan pada spidomter digital.  Ya, dimulai dari kecepatan rata-rata 20 kpj (gigi 2), 30 kpj (gigi 3), 40 kpj (gigi 4) hingga 50 kpj (gigi 5). Sebuah pengalaman yang menyenangkan memahami karakter mobil CBU ini.

Modelnya yang gres walau out of the box

Lanjut! Soal urusan keselamatan, Suzuki membekali New S-Presso dengan sederet fitur Electronic Stability Program (ESP), Hill Start Assist (HSA), sistem pengereman ABS+EBD, 2 Airbags, speed limiter, seatbelt reminder, pretensioner dan force limiter, hingga sensor parkir belakang.

Fitur HSA yang terbukti effektif mengamankan saya ketika harus rem mendadak di saat mobil menanjak.  Ya, ceritanya saya dibuat dag-dig-dug ketika berpapasan dengan Suzuki Carry 1.5 pikap di tanjakan yang menikung di jalanan sempit. Setelah mobil itu lewat dan kondisi aman rasa cemas berkurang. Sambil melepas pedal rem, ternyata New S-Presso tetap berhenti dan tidak bergerak mundur.

Tanpa harus menarik rem tangan, dua detik kemudian mobil mungil ini pun otomatis bergerak maju. Yang membuat saya terkesan tenaga torsi yang disalurkan ke roda depan merata. Tangguh menaklukan tanjakan yang kemiringannya terbilang ekstrem. Bahkan menginjak pedal gas dalam-dalam pun tanpa terasa gejala ban depan spin. Acung dua jempol untuk fitur yang satu ini!

Last but not least. Selama dua hari pengetesan New S-Presso AGS memberikan sensasi pengalaman berkendara yang seru dan menegangkan. Hingga untuk mengukur keiritan bensinya nyaris terabaikan. Tapi setidaknya New S-Presso meninggalkan catatan konsumsi bensin ekonomis selama pemakaian dengan bensin Pertamax.

Bukan hanya kondisi stop&go di perkotaan, juga kombinasi kecepatan sedang dan maksimum 90-120 kpj di jalan tol, hingga kontur aspal dan jalan berlubang di perbukitan Punclut. Dari tampilan di head unit, tercatat yakni dalam kota (22 km/l), di Tol (17 km/l) dan kontur jalan Punclut dengan gearshift kombinasi D/M (15 km/l).

Semoga Bermanfaat.